Sabtu, 20 Juni 2020

Uniknya Generasi Shalih Terdahulu

Pada suatu hari, sempat terjadi sebuah cekcok antara sahabat Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf. Tanpa sadar Khalid ra kelepasan berkata sedikit kasar kepada Abdurrahman bin Auf ra. Kejadian ini pun terdengar oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam.

Maka beliau pun bersabda:

“Janganlah kamu sekalian memaki salah seorang sahabatku. Karena sesungguhnya sekiranya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka amalnya itu belum mencapai satu mud seseorang di antara mereka atau setengahnya.”[1]

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah mengungkapkan bahwa kalimat larangan dalam hadits di atas menunjukkan keharaman.[2]

Kamis, 04 Juni 2020

Malcom X: Figur Perlawanan Terhadap Rasisme

Jika saja peristiwa ini terjadi di negara yang kerap dituding terbelakang seperti Eropa timur atau Afrika, mungkin reaksi masyarakat global tidak akan seramai ini. Tetapi ini terjadi di Amerika Serikat. Negeri yang selalu mendapuk sebagai proyek percontohan demokrasi dan tempat bagi multi-etnis, yang selalu bersikeras mengekspor demokrasinya ke berbagai belahan dunia.

Tetapi faktanya dapat kita lihat secara telanjang. George Floyd, warga kulit hitam tewas menyedihkan setelah dianiaya oleh polisi kulit putih. Pria malang itu tercekik tak bisa bernafas diinjak oleh lutut polisi tersebut saat ditangkap. Video Floyd yang tengah memohon, merobek-robek rasa kemanusiaan siapapun, kecuali satu orang. Polisi yang menindih badannya.

Kematian Floyd memicu kerusuhan dan demontrasi besar-besaran di sejumlah wilayah AS. Mereka muak atas perilaku rasis yang kerap dipertontonkan aparat. Floyd bukan korban pertama dan kasus yang unik. Racial profiling ala kepolisian AS sudah lama dikecam. Eric Garner adalah korban yang mendahului Floyd. Kematiannya mendorong aksi demontrasi Black Lives Matter. Kasus kematian Garner yang juga mengiba dengan kata “I can’t breathe” nyatanya terjadi dibawah administrasi presiden kulit hitam pertama, Barrack Obama.